INDOPOLITIKA.COM – Empat stasiun akan dirombak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Yakni Stasiun Tanah Abang, Stasiun Juanda, Stasiun Senen, dan Stasiun Sudirman. Terkait perombakan itu Menteri Perhubungan atau Menhub Budi Karya Sumadi meminta agar ada fasilitasi moda transportasi umum lainnya.
“Ada Kopaja, angkot, dan ojek online. Jadi kami pesan desain empat stasiun itu memfasilitasi mereka. Ojek online juga adalah angkutan, keniscayaan yang tidak bisa dikesampingkan,” ujar Budi, di Jakarta, Jumat (10/1/2020).
Keempat stasiun yang dirombak itu akan menjadi kawasan Transit Oriented Development, yang mendapatkan bonus koefisien dasar bangunan atau KDB, koefisien luas bangunan atau KLB, dan lainnya. Sehingga kalau titik-titik tersebut tidak diatur dengan baik, maka angkutan perkotaan pun menjadi kurang maksimal.
“Katakan kita memberikan insentif, tapi ada batasan-batasan waktu untuk mereka membangunnya. Misalnya Dukuh Atas yang begitu sentral, kita harus mendorong mereka untuk meningkatkan intensivitas, pada saat membangun LRT, kita memang memang belum bisa memaksimalkan tempat-tempat yang namanya TOD,” katanya.
Sementara itu PT MRT Jakarta (Perseroda) dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) telah menandatangani Perjanjian Pemegang Saham dan Perjanjian Penataan Stasiun Terintegrasi di Kementerian Badan Usaha Milik Negara pada, Jumat, 10 Januari 2020. Mereka membentuk perusahaan patungan alias joint venture bernama PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek yang akan mengelola dan menata 72 stasiun, termasuk kereta api bandara dan kereta commuterline.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan kerja sama itu adalah bentuk kolaborasi tiga unsur, yaitu Kementerian Badan Usaha Milik Negaa, Kementerian Perhubungan, dab Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
“Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memiliki 51 persen saham. Saat ini moda transportasi darat dan kereta akan menjadi satu. Fase awal menata empat stasiun, yaitu Stasiun Tanah Abang, Stasiun Juanda, Stasiun Senen, dan Stasiun Sudirman,” kata dia.[ab]