INDOPOLITIKA.COM- Semilan orang Warga Negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, Tiongkok, yang dikarantina di hanggar Lanud Raden Sdjad, Natuna, Kepulauan Riau, dikabarjan mengalami keluhan sakit.
Direktur Jenderal (Dirjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr Anung Sugihantono, menjelaskan mereka mengeluh sakit. Namun, ia memastikan gejala yang muncul tidak mengarahpada gejala penyakit terjangkit virus corona.
”Dari laporan teman-teman di dalam, ada sembilan warga berkunjung ke pos kesehatan, semacam rumah sakit lapangan yang kita siapkan untuk WNI yang diobservasi. Tapi setelah diperiksa, hasil diagnosanya tidak ada mengarah terinfeksi virus corona. Jadi, keluhannya gangguan pencernaan, gata-gatal, dan pening,” ujar Anung.
Lanjut Anung, pihaknya sampai saat ini terus fokus melakukan serangkaian observasi kesehatan kepda 285 orang. Ke 285 orang ini, selain WNI, ada tim Kemenkes, dan kru pesawat. Kata dia, dihari kelima observasi, belum ditemukan adanya kenaikan suhu.
Sejauh ini, kata Anung tim kesehatan layanan medis yang dibentuk oleh pemerintah, yang terdiri dari aparat TNI, dokter umum, dokter spesialis dan psikolog akan memberikan pelayanan kesehatan dengan baik. Selain kepada WNI yang baru tiba dari Wuhan, China, pelayanan kesehatan juga akan diberikan kepada masyarakat di Natuna, jika mereka memerlukan pelayanan kesehatan.
”Selama prosedur observasi, melibatkan tenaga medis yang lengkap, baik dokter umum dan dokter spesialis. Sepanjang dikeluhkan penyakit di luar paparan corona akan ditangani di dalam karena obat-obatan tersedia. Ditambah di dalam juga ada rumah sakit integrasi milik TNI,” jelasnya.
Namun kata dia, jika dari observasi tersebut ditemukan WNI yang terindikasi tertular virus corona, pemerintah sudah menyiapkan cara penanganannya. WNI yang terpapar tersebut akan lagsung diterbangkan ke Rumah Sakit Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara.
”Kalau ada indikasi tertular, kami sudah siapkan skenarionya. Kita siapkan medical evakuasi transportasi udara ke Rumah Sakit Sulianti Saroso. Rumah sakit di sini juga disiapkan. Hal-hal pelayanan semua disiapkan. Tapi tentu harapan kita tak ada yang tertular corona,” harapnya.
Meskipun kata dia, dari laporan yang diterimanya, sejak Rabu, 5 Februari lalu, pukul 06.00 WIB, sore hari, kasus penyebaran virus corona ini angkanya terus meningkat. Berdasarkan dari rilis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kasus tertular virus corona mencapai 24.554 kasus. Sebagian besar kasus di Tiongkok, dengan jumlah kematian mencapai 492 orang.
Virus ini sudah dikonfirmasi menyebar ke 24 negara yang ditandai dengan adanya penderita atau orang yang dikonfirmasi menderita penyakit akibat serangan virus corona.
”Kami dari Kemenkes dan pemerintah Indonesia dan pemerintah daerah, terus mengikuti perkembangan ini. Tambahan kasus belum menurun, cenderung angkanya lompat-lompat. Kemarin ada 2.800 kasus baru, atau bertambah menjadi 3.900 kasus,” sebutnya.
Dalam situasi nasional seperti ini, Kemenkes dan pemerintah daerah, serta jajaran dinas kesehatan, terus melakukan upaya pemantauan dan pengawasan di berbagai pintu masuk negara. Juga ada perbaikan upaya peningkatan mekanisme pengawasan.
Anung menambahkan, pihaknya berhasil meng-setup unit pengolahan limbah yang berfungsi mengolah limbah padat, seperti masker oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dan Balai Teknis Kesehatan Lingkungan di Batam dan Tanjungpinang.
”Masker bekas yang terpapar bisa menjadi bagian dari mekanisme penularan kalau dibuang sembarangan. Sehingga dari pengolahan limbah ini, dapat dicegah,” ujarnya.
Soal logistik di tempat observasi, Anung memastikan cukup. ”Ada direktur obat publik yang siapkan logistik ke Kabupaten Natuna dan pelayanan di dalam,” katanya.
Khusus masker, di lokasi observasi saat ini disiapkan 70 ribu. Sudah terdistribusi ke masyarakat Natuna sebanyak 40 ribu masker.
”Insya Allah mencukupi, saya mengingatkan teman-teman Puskesmas dan di fasum, agar masker yang dibagikan harian sebagai upaya preventif, kalau pagi mau minta masker baru, masker lama dikumpulkan, dikelola dalam tatanan. Sampah ini bagian dari sampah medis yang harus dikelola,” tegasnya.
Sementara itu, Danlanud Raden Sadjad Natuna, Kolonel Pnb Fairlyanto, yang dihubungi mengatakan, tidak ada satupun WNI asal Wuhan, yang diobservasi di Natuna yang demam atau panasnya di atas 38 derajat celcius.
”Mereka baik-baik saja, senang dan sehat,” sebutnya, Kamis (6/2).
Fairlyanto mengatakan, observasi masih terus dilakukan. Setiap hari tim kesehatan memastikan kondisi kesehatan seluruh WNI. Pemeriksaan suhu juga dilakukan setiap hari.
”Siapa yang sakit, pasti akan ke saya,” ucapnya.[pit]