INDOPOLITIKA.COM – Pengamat politik Andi Mallarangeng mengatakan, wacana Pilkada asimetris hanya akal-akalan elite. Wacana itu dianggap jebakan elite yang cenderung mengakomodasi kepentingan segelintir pemilik modal.
Hal itu dikatakan mantan Menpora itu saat menjadi panelis dalam pemaparan rilis survey yang dilakukan oleh Roda Tiga Konsultan di Jakarta Selatan Selasa (17/12/2019). Dia mempersoalkan pemetaan indeks demokrasi di suatu wilayah.
“Kalau kita tidak tau bagaimana mengukurnya, nanti kita terjebak pada politik elite yang cenderung mengarah ke oligarki. Karena apa yang diinginkan elite, belum tentu sama dengan apa yang diinginkan masyarakat,” katanya.
Dia mengatakan, hasil survei Roda Tiga Konsultan menginformasi itu. Rakyat, kata dia, tidak setuju diambil haknya oleh elite untuk memilih pemimpinnya. Baik itu pemimpinnya. Baik sebagai Presiden, Gubernur, Walikota ataupun Bupati.
“Ada elite-elite yang kemudian membicarakan kemungkinan-kemungkinan salam konteks amandemen konstitusi,” katanya.
Dia mengatakan, alasan maraknya politik uang pada Pilkada langsung justru tidak berdasar. Pilkada lanhajng adalah kehendak masyarakat yang tak lagi menginginkan pemilihan kepala daerah dilakukan di DPRD. Sebab, politik uang juga terjadi dan terkonsentrasi pada beberapa orang saja.
“Kalau dibilang Pilkada langsung banyak keributan, saya juga banyak menyaksikan berapa banyak gedung DPRD dibakar masyarakat setelah pemilihan di DPRD,” katanya.
Karena itu, menurut politisi Demokrat itu tak perlu lagi kembali ke sistem pemilihan yang lama.[ab]