INDOPOLITIKA.COM- Ini yang disebut gali lubang, tutup lobang. Seperti tembang Bang Haji Rhoma Irama, Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Irfan Setiaputra berencana mencari utang baru untuk membayar utang lama yang jatuh tempo pada Mei 2020.
Seperti diketahui, menurut laporan keuangan perusahaan per September 2019, hingga saat ini Garuda Indonesia memiliki total kewajiban sebesar 3,51 miliar dolar AS atau Rp 47,65 triliun.
“Saya orang latar belakang IT tapi saya pernah di Bank Niaga selama enam tahun. Saya memang tidak mendalami dalam karier saya ke finance. Tapi utang jadi concern kita, sempat bicara dengan tim. Ada beberapa alternatif yang akan diambil. Kita akan lakukan upaya untuk utang baru,” ucapnya di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (24/1/2020).
Lebih lanjut, dia mengatakan, bahwa pihaknya akan mengupayakan negosiasi dengan lessor (pemberi utang) dan manufacturing (pabrikan pesawat), karena struktur biaya terbesar ada di avtur dan leasing. Namun, persoalan utang ini tidak akan mengganggu aspek keamanan penerbangan.
“Saya beri jaminan, itu (utang) enggak impact ke safety. Dengan tim yang ada, kita sepakat bangun tim kuat, kalau perlu hire konsultan dan negosiator di luar untuk pastikan dapat pricing structure lebih bagus untuk menekan biaya. Kalau leasing bisa ditekan akan turunkan biaya. Jadi bisa berutang lagi untuk datangkan armada baru. Cycle nya seperti itu. Jadi kalau anda tanya garuda berutang ya tipikal Airlines, menurut saya memang harus berutang. karena kalau anda beli pesawat cash mendingan dipakai buat yang lain,” bebernya.[sgh]