Bak Kacang Lupa Kulitnya, Wiranto Ungkit Rekayasa OSO saat jadi Ketum Hanura 2016

INDOPOLITIKA.COM – Oesman Sapta Odang atau OSO kembali terpilih sebagai Ketua Umum secara aklamasi dalam Munas Hanura di Hotel Sultan, Selasa (17/12/2019) lalu. Tapi, pendiri Hanura, Wiranto merasa tak dihargai oleh OSO lantaran tak diundang di munas tersebut.

Padahal, OSO saat menjadi Ketum Hanura pada 2016 berkat campour tangan Wiranto. Saat itu, Wiranto mundur dari posisi Ketum Hanura lantaran dipilih Presiden Joko Widodo sebagai Menko Polhukam. Lalu, digelar Musyawarah Nasional Luar Biasa Bambu Apus untuk memilih pengganti Wiranto.

Bacaan Lainnya

“Kami mengundang saudara Oso untuk menjadi salah satu calon yang mengganti saya. Lalu, Saya merekayasa agar beliau terpilih secara aklamasi, maka jadilah dia ketum terpilih,” ujar Wiranto dalam konferensi pers di Hotel Atlet Century, Jakarta Rabu (18/12/2019).

Kendati demikian, Wiranto mengingatkan bahwa terpilihnya OSO itu dengan beberapa catatan dan kesepakatan. Diantaranya; semua kekuasaan ketua umum di bawah ketua dewan pembina (dalam hal ini adalah Wiranto).

Selain itu, adapula pakta integritas yang diteken OSO bahwa dirinya hanya menjabat hingga 2020. Selama itu pula, OSO diwajibkan mematuhi AD/ART partai, menjamin soliditas partai, menjamin penambahan kursi Partai Hanura di DPR-RI, dan membawa gerbong Wiranto dalam kepemimpinannya. Jika pakta integritas tidak dipenuhi, maka kesepakatannya, OSO harus mengundurkan diri dari keanggotaan maupun pengurus dari partai.

Menurut Wiranto, OSO telah menyalahi semua pakta integritas itu dan meminta OSO dengan kesadaran dirinya mengundurkan diri sebagai ketua umum.

“Kami minta saudara OSO, agar secara kesatria, mundur sebagai ketua umum. Tapi ini bukannya mundur, malah menetapkan diri kembali sebagai ketua umum secara aklamasi,” ujar Wiranto.[ab]

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *