Dikomentari “Sampah” Oleh Fuad Bawazier, Penulis Buku Menjerat Gus Dur: Dia Juga Sampah Dong

INDOPOLITIKA.COM – Virdika Rizky Utama, penulis buku ‘Menjerat Gus Dur’ nampaknya tidak mau ambil pusing dengan komentar “Sampah” yang dilontarkan Fuad Bawazier menanggapi namanya disebut-sebut dalam buku ini.

Ditemui usai mengisi acara bedah buku beberapa hari lalu, Virdi yang dimintai komentarnya setelah ada tanggapan dari Fuad Bawazir mengatakan, biarkan saja Fuad Bawazier menganggap karyanya seperti sampah. Dia tidak mau ambil pusing.

Bacaan Lainnya

Toh, dia juga sudah membuka ruang klarifikasi untuk Fuad Bawazier, termasuk nama-nama lain yang disebutkan dalam penulisan bukunya tersebut.

“Saya anggap lucu aja. Ya nggak apa-apa sih. Kalau dia menyebut buku ini sampah, kan saya mewawancarai dia. Dia terlibat dalam buku ini. Dia juga sampah dong,” ujarnya seraya tertawa, menukil laman nu.or.id, Rabu (15/1/2020).

Selain itu, lanjut dia, Fuad juga bisa dikatakan menilai hal yang sama terhadap Akbar Tanjung, Amien Rais, dan tokoh lain yang diwawancarai dalam buku tersebut sebagai sampah. “Padahal dia ini sosok intelektual lho. Tapi komennya kok nyebut sampah,” sesalnya.

Menurut Virdika, diamnya pihak-pihak yang disebut dalam buku itu dinilainya memang sebuah kebenaran. Dia juga menjelaskan jika buku yang diterbitkanya tersebut prosesnya cukup panjang dan lama sebelum akhirnya diputuskan diterbitkan. “Ya memang benar. Mereka mau menolak apalagi. Ya kalaupun mereka menolak, setidaknya saya sudah memberi ruang klarifikasi di buku itu. Prosesnya benar-benar panjang. Saya juga riset dari koran-koran tahun kejadian untuk mengutip dan memastikannya lagi agar tidak ada yang salah,” kata pria asal Maja Pandeglang ini.

 Respon Fuad Bawazier Sebelumnya

Sebelumnya, mengutip CNN Indonesia, Fuad Bawazier tegas membantah klaim keterlibatanya seperti ditulis Virdi. “Saya tidak pernah menulis surat kepada Akbar Tanjung. Dan tidak ada satu pun sumber yang menguatkan atau mengetahui surat seperti itu,” kata Fuad Bawazier.

Fuad menyebut buku tersebut tak lebih dari sebuah tulisan sampah yang tak layak dibaca. Menurutnya, sang penulis mesti belajar lagi lebih baik untuk mengolah dokumen sejarah. “Biarkan (buku) sampah dibaca sampah, barang sampah, penulisnya sampah. Bagi saya begitu saja karena tidak memenuhi kadar. Gak ada yang bisa memperkuat satu pun bahwa ada dokumen yang seperti itu,” tegas Fuad.{asa}

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *