INDOPOLITIKA.COM – Presiden AS Donald Trump mengatakan bisa saja menarik pulang seluruh pasukan Amerika di Irak. Syaratnya, Irak mengembalikan semua uang yang sudah diinvestasikan AS di negara tersebut dalam beberapa tahun terakhir, barulah Trump menarik pasukannya.
“Jika kami pergi… Anda harus membayar kami untuk uang yang kami masukkan,” kata Trump dalam sebuah wawancara dengan Fox News di Gedung Putih, beberapa hari lalu.
Saat ditanya reporter bagaimana Trump berencana mengumpulkan uang dari Irak, dia mengatakan jika AS bisa mengambil uang Irak yang disimpan di sebuah bank saat ini. “Ya, kami memiliki banyak uang mereka saat ini. Kami memiliki banyak uang mereka. Kami memiliki $ 35 miliar dari uang mereka saat ini di sebuah akun. Dan saya pikir mereka akan setuju untuk membayar. Kalau tidak, kita akan tinggal di sana (Irak),” tegasnya.
“Kami membangun salah satu fasilitas bandara termahal di dunia. Maksudku, aku berharap kita memilikinya di New York. Aku berharap kita memilikinya di Washington,” sambungnya.
Pada beberapa hari sebelunya, Trump mentweet bahwa Amerika Serikat telah membayar Irak Miliaran Dolar per tahun, selama bertahun-tahun.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat bahwa Washington tidak akan mengadakan diskusi dengan Baghdad mengenai penarikan pasukan AS.
“Pada saat ini, setiap delegasi yang dikirim ke Irak akan berdedikasi untuk membahas cara terbaik untuk kembali berkomitmen pada kemitraan strategis kami, bukan untuk membahas penarikan pasukan, tetapi postur pasukan kami yang tepat dan tepat di Timur Tengah,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Morgan Ortagus.
“Namun demikian, perlu ada pembicaraan antara pemerintah AS dan Irak tidak hanya tentang keamanan, tetapi tentang keuangan, ekonomi, dan kemitraan diplomatik kami,” tambahnya.
Awal pekan ini, Perdana Menteri sementara Adil Abdul-Mahdi menyerukan pasukan Amerika untuk meninggalkan negara itu setelah parlemen negara itu menyetujui resolusi yang menyerukan pengusiran semua pasukan asing dari Irak.
Pemungutan suara dilakukan dua hari setelah militer AS, bertindak atas perintah Trump meluncurkan serangan pesawat tak berawak atas Jenderal Iran Qassem Soleimani pada saat kedatangannya di ibukota Irak atas undangan pemerintah Baghdad. Serangan itu juga merenggut nyawa komandan senior Irak Abu Mahdi al-Muhandis dan sejumlah rekan mereka.{asa}