INDOPOLITIKA.COM – Getaran gempa Garut Magnitudo 6,2 pada Sabtu (27/4) malam sekitar pukul 23.29 WIB, ternyata juga dirasakan sejumlah warga di Kota Tangsel.
Di lini masa media sosial, video para penghuni apartemen saat berhamburan saat merasakan getaran gempa beredar luas. Dalam video tersebut, tampak sejumlah penghuni apartemen yang mengenakan pakaian tidur atau piama tengah berdiri di halaman apartemen.
Sementara beberapa penghuni apartemen terlihat duduk di teras bangunan vertikal itu, ada juga yang sibuk dengan ponselnya.
Perekam video yang turut turun dari unitnya mengatakan bahwa guncangan gempa di Garut terasa cukup kuat di apartemen tersebut.
“Ya Tuhan, selama satu tahun baru kali ini gempa kenceng banget, pada turun semua tuh orang-orang. Aku di lantai 12 lagi,” ucap si perekam video.
“Sumpah sih, benar-benar (gempa) kenceng banget. Unit itu goyang kayak orang pusing,” lanjut si perekam video tersebut.
Ratusan rumah rusak
Sementara itu, hingga Minggu, gempa Garut membuat 233 rumah di seluruh Provinsi Jawa Barat (Jabar) mengalami kerusakan.
Hal ini terungkap saat Badan Meterologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pusat menggelar rapat darurat bersama BPBD Provinsi Jabar serta Pemkab Garut di Pendopo Bupati Kabupaten Garut, Minggu (28/4/2024).
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan meski magnitudo gempa di Kabupaten Garut lebih besar dibanding yang terjadi di Cianjur, tetapi penyebarannya jauh lebih luas. Hal ini menurut Rita karena gempa Garut tergolong jenis gempa bergelombang.
Ia menilai dampak kerusakan yang terjadi pada gempa di Garut tidak separah di Cianjur karena kontruksi bangunan lebih mampu bertahan. Terlebih lagi, gempa di Garut terjadi di kedalaman lautan Samudra Hindia, berbeda dengan di Cianjur yang terjadi persis di kedalaman daratan.
“Saya yakinkan untuk gempa di Garut tidak akan ada gempa susulan. Dikarenakan, ketika terjadi gempa yang didasari oleh patahan lempeng terjadi sekaligus tidak menggantung atau bertahap,” Jelas Rita, Minggu (28/4/2024) malam.
Sementara itu, Plh Kepala Pelaksana BPBD Jawa Barat Anne Hermadianne Adnan menyampaikan data laporan yang masuk secara keseluruhan mengalami peningkatan dari 14 kabupaten/kota menjadi 17 kabupaten/kota.
Perincianannya, lima unit rumah rusak berat, 60 unit rusak sedang, dan 168 unit rusak ringan.
“Berdasarkan asesmen di berbagai wilayah yang terdampak selain adanya jumlah bangunan rumah rusak juga untuk korban luka menambah tiga orang dari Bandung,” tutur Anne. [Red]