INDOPOLITIKA.COM – Kabar duka datang dari seorang intelektual, aktivis pro-demokrasi AE Priyono, yang menghembuskan nafas terakhirnya hari ini, Ahad (12/4/2020) di RS Polri Kramatjati Jakarta.
“Innalillaaahi… Bung AE Priyono, sahabat kita pagi ini kritis dan meninggal dunia. Di RS Polri. Terima kasih untuk semua doa dan bantuan. Mohon doakan agar seluruhnya berjalan lancar hingga pemakaman. Salam,” begitu pesan yang masuk ke redaksi Indopolitika dari Umar Huein, Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Organisasi, Perbankan, dan Pembiayaan DPP REI.
AE Priyono adalah tokoh intelektual inspiratif tersebut sebelumnya dilaporkan tengah berjuang keras melawan gigitan Covid-19. RS Hermina Depok menetapkan AE sebagai PDP, karena beberapa gejala sakitnya mirip sengatan virus asal Wuhan itu. Demam, batuk, sesak nafas, dan lemah terkulai.
Kabarnya, RS Hermina tidak sanggup mengatasinya dan meminta agar AE dibawa ke RS yang jadi rujukan. AE sudah dibawa ke 4-5 rumah sakit rujukan. Tapi rata-rata menolak, karena penuh, termasuk RSCM. RS Mayapada pun menolaknya karena tidak punya alat test Covid-19.
Menurut Denny JA ketika itu, Kondisi AE Priyono sudah parah dan kritis. yang mensuport biaya pengobatan pun tak berdaya.
AE Priyono adalah orang pertama yang mempublikasikan pemikiran-pemikiran keagamaan brilian dari almarhum Dr. Kuntowijoyo, novelis yang juga dosen UGM tahun 1980-an. Saat itu, AE masih mahasiswa Fak. Hukum Universitas Islam Indonesia (UII), Yogya.
AE bersama Mahfud MD dan Hamid Basyaib — adalah redaktur sekaligus penulis produktif di majalah Muhibah UII pada masanya, 1980-an. Ketiganya lokomotif yang melambungkan Muhibah.
AE dan Hamid Basyayib bergiat di wacana intelektual yang mencerahkan. Jika Hamid Basyaib — si pustaka hidup serba bisa dan penyinyir ulung pemikiran keagamaan — menekuni wacana atheisme, AE sebaliknya menekuni dunia filsafat dan sufisme, di samping aktif di kelompok prodemokrasi. Terakhir, AE menjadi direktur LP3ES.
AE bekerjasama dengan Denny JA, intelektual tajir, belakangan tekun mempublikasikan banyak pemikiran keagamaan dari tokoh-tokoh sufisme Iran dan Barat. Bersama Denny, AE membuat e-book tentang berbagai pemikiran agama, negara, dan filsafat yang free akses. Tulisan AE tentang pemikiran Mullah Sadra, filsuf Iran, masih tersimpan di file laptopku. Bagus sekali.
Selamat Jalan Mas AE Priyono, jejak intelektualmu akan menjadi tabungan amal jariyahmu. [rif]