INDOPOLITIKA.COM- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini tidak akan menolak jika Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, PDIP Megawati Soekarno Putri memintanya untuk maju dalam Pilkada DKI Jakarta pada 2022 medatang.
Risma mengatakan akan tunduk dan patuh terhadap keputusan partai, termasuk jika dicalonkan jadi Cagub di Pilkada Jakarta mendatang.
Hal itu ia sampaikan di hari terakhir gelaran Rakernas PDIP, Minggu 12 Januari 2020.
Selain dari PDIP, sinyal dukungan juga datang dari Patai Nasional Demokrat NasDem). Mereka meyakini jika nanti menjadi Gubernur DKI Jakarta, Risma akan bisa membenahi Ibu Kota Jakarta seperti dia berhasil membenahi Kota Surabaya.
Hal itu terbukti dari segudang prestasi yang sudah ditorehkan selama dua periode menjadi Walikota Surabaya.
Jika dibandingkan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, banyak publik menilai Risma memiliki kemampuan yang jauh lebih baik dibandingkan dengan mantan menteri pendidikan itu.
Dua kali menjabat sebagai Walikota Surabaya, Kemampuan Risma membenahi kota Surabaya telah mendapat pengakuan nasional maupun internasional.
Bukti nyata Risma dalam bekerja, ia tidak saja dikenal sebagai pemimpin yang bisanya tukang merintah ke bawahannya. Akan tetapi, dalam hal apapun, Risma selalu menjadi garda terdepan dalam memimpin persoalan-persoalan yang tengah dihadapi oleh masyarakat Surabaya.
Contohnya saja, tidak jarang Risma selalu terjun langsung untuk mengecek permasalahan yang terjadi di lapangan. Misalnya, kebersihan jalan-jalan protokol kota Surabaya. Berkat kerja kerasnya itulah ia berhasil mengubah wajah Surabaya menjadi seindah dan sebersih saat ini.
Wali kota yang dijuluki singa betina ini, mulai dikenal publik saat dia memutuskan untuk menutup lokalisasi terbesar se-Asia Tenggara, Gang Dolly. Dari situlah nama Risma mulai dikenal oleh publik.
Berkat tangan dinginnya, Gang dolly kini telah disulap menjadi tempat berkembangnya UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah).
Kreativitas dan inovasi Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) dalam menata kota menuai apresiasi dari banyak pihak.
Kebijakan yang dikeluarkan oleh Risma pun tidak selamanya mulus. Pro-kotra selalu ada dalam setiap keputusan yang ia keluarkan. Hanya saja, Ia dengan ketegasan dan prisipnya, ia tidak akan merubah keputusan yang sudah dikeluarkannya.[pit]