Kilang Pertamina Luncurkan Bahan Bakar Kapal Sulfur Rendah

  • Whatsapp

INDOPOLITIKA.COM – Pertamina meluncurkan Bahan Bakar Kapal Marine Fuel Oil (MFO) sulfur rendah 180 cSt (centistockes) pada Kamis, 19 Desember 2019. MFO tersebut diproduksi dari kilang minyak Refinery Unit (RU) III Plaju, Sumatera Selatan.

Peluncuran produk tersebut merupakan salah satu upaya Pertamina untuk menaati ketentuan dari International Maritime Organization (IMO). Menurut organisasi tersebut, bahan bakar kapal diwajibkan memiliki kandungan sulfur maksimal 0,5 persen wt. Peraturan tersebut resmi berlaku 1 Januari 2020 dan produk Pertamina telah sesuai dengan mandatori tersebut.

Muat Lebih

MFO tersebut akan dilepas perdana dari Kilang Plaju sebesar 7.000 Kiloliter (KL) melalui MT Medelin Expo menuju supply point STS Balikpapan.

Vice President Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman menjelaskan, RU III Plaju ini akan memproduksi MFO 180 cSt sebanyak 380.000 KL per tahun atau kurang lebih 200 ribu barel per bulan dan dapat didistribusikan bagi kapal-kapal berbendera Indonesia maupun selain Indonesia yang memasuki pelabuhan di Wilayah Perairan Indonesia.

“Pertamina terus mengupayakan terobosan dan inovasi produk untuk mendukung program pemerintah dengan menyalurkan bahan bakar kapal sulfur rendah bagi kapal yang berlayar di perairan nasional. Dan kami memastikan produk minyak bakar ini sesuai terhadap ketentuan perairan internasional yang ditetapkan International Maritime Organization (IMO),”kata Fajriyah dalam keterangannya, Minggu (22/12/2019).

Fajriyah menambahkan, penyediaan BBM ini juga sejalan dengan Peraturan Menteri Perhubungan No 29 tahun 2014 tentang pencegahan pencemaran lingkungan maritim dikarenakan kadar sulfur pada bahan bakar kapal.

“Selain untuk memenuhi regulasi nasional dan internasional, dengan produksi MFO Sulfur rendah 180 cSt, Kilang Plaju dapat memberikan potensi peningkatan margin pada unit operasi,”imbuhnya.

“Penerapan Bahan Bakar MFO Sulfur rendah ini tentu juga berdampak pada pengendalian angka impor BBM, sehingga diharapkan ikut mendukung stabilitas nilai rupiah dan menghemat devisa negara,”ungkapnya.

Melalui program ini, Pertamina akan terus berupaya menjamin ketahanan stok BBM ramah lingkungan di pasaran. Saat ini produksi bahan bakar kapal MFO Sulfur rendah 180 cSt dapat dipenuhi 200 ribu barel per bulan dari Pertamina RU III Plaju dan akan dilakukan optimasi kembali untuk memproduksi hingga 300 ribu per bulan. [rif]

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *