Marzuki Ali Picu Ketegangan Baru PDIP vs Demokrat Gegara Kisah ‘Megawati Kecolongan SBY 2 Kali’

INDOPOLITIKA.COM – Partai Demokrat versus PDIP panas lagi. Semua gara-gara cerita soal ‘SBY bilang Megawati kecolongan’. Duduk perkaranya bermula saat mantan Sekjen Partai Demokrat Marzuki Alie yang menyebut Megawati Soekarnoputri kecolongan dua kali jika Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) maju sebagai calon presiden pada 2004.

Marzuki mengatakan kecolongan yang dimaksud diucapkan sendiri oleh SBY. Marzuki membeberkan hal tersebut dalam sebuah perbincangan yang diunggah di akun YouTube Akbar Faizal Uncensored, 11 Februari lalu. Menurut Marzuki, pada 2004, SBY saat itu mengajaknya bertemu di hotel dan terjadilah obrolan soal ‘Megawati kecolongan’ ini.

Bacaan Lainnya

“(Tahun) 2004 ya, setelah menang, bukan menang, lolos dalam pemilu legislatif, dapat 7 sekian persen, saya ketemu SBY empat mata juga, disaksikan Pak Hadi Utomo,” kata Marzuki, yang mempersilakan pernyataannya dikutip.

Marzuki Alie mengaku saat itu tak mengerti dipanggil SBY. Kala itu, dia menduga SBY hendak menggelar rapat. “Saya juga kaget tadinya, kok ketemu saya sendiri. Rupanya di dalam bicara itu beliau menyampaikan, ‘Ki, kita sudah lolos’, karena saya sebelumnya ikut dalam kampanye ya sebagai narasumber sering bicara di forum-forum tim-tim kampanye, jadi Pak SBY tahu persis kerjaan saya waktu itu,” tutur Marzuki Alie.

Marzuki, yang pernah menjabat Ketua DPR, lantas mengulang ucapan SBY dalam pertemuan tempo lalu itu. Menurutnya, SBY menyebut Megawati akan kecolongan karena langkah yang akan dilakukannya saat itu.

“Pak SBY menyampaikan, ‘Pak Marzuki, saya akan berpasangan dengan Pak JK. Ini Bu Mega akan kecolongan dua kali ini’. Kecolongan pertama dia yang pindah, kecolongan kedua dia ambil Pak Jk. Itu kalimatnya. ‘Pak Marzuki orang pertama yang saya kasih tahu. Nanti kita rapat begini-begini’. Ada beberapa yang disampaikan ke saya, ‘nanti saya kenalkan ini, nanti gini‘,” ucap Marzuki Alie.

Setelah mendengar pernyataan SBY, Marzuki mengaku bertanya kepada SBY apa yang harus dia lakukan saat itu. Dia mengaku diajak SBY bergabung dengan Partai Demokrat dan kemudian meninggalkan jabatannya di perusahaan semen.

Tanggapan PDIP

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menanggapi cerita soal ‘SBY bilang Megawati kecolongan 2 kali’ dengan mengutip semboyan Sansekerta Satyameva Jayate, yang bermakna hanya kebenaran yang berjaya. Hasto menyinggung langkah SBY pada 2004 yang disebutnya bertindak seakan-akan dizalimi.

“Dalam politik kami diajarkan moralitas politik, yaitu satunya kata dan perbuatan. Apa yang disampaikan oleh Marzuki Alie tersebut menjadi bukti bagaimana hukum moralitas sederhana dalam politik itu tidak terpenuhi dalam sosok Pak SBY. Terbukti bahwa sejak awal Pak SBY memang memiliki desain pencitraan tersendiri, termasuk istilah ‘kecolongan dua kali’, sebagai cermin moralitas tersebut,” kata Hasto.

Menurut Hasto, publik kini bisa menilai cerita SBY dizalimi Megawati hanyalah politik pencitraan. Hasto mengenang kisah yang disampaikan almarhum Prof Dr Cornelis Lay bahwa sebelum SBY ditetapkan sebagai Menko Polhukam di Kabinet Gotong Royong Presiden Megawati Soekarnoputri, saat itu ada elite partai yang mempertanyakan keterkaitan SBY sebagai menantu Sarwo Edhie yang dipersepsikan berbeda dengan Bung Karno, dan juga terkait dengan serangan kantor DPP PDI pada 27 Juli 1996. Namun, kata Hasto, Megawati Soekarnoputri mengatakan hal sebaliknya.

Karangan Bebas

Disisi lain, Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP Partai Demokrat, Andi Arief, menyebut bahwa Marzuki telah membuat pernyataan hantu. Menurutnya, Marzuki telah mengarang cerita.

“Kenapa hantu, karena Marzuki mengarang bebas. Lebih mengejutkan saya, ternyata ada dendam PDIP terhadap SBY karena sebagai menantu Jenderal Sarwo Edhie Wibowo. Dendam Ideologis?” tuturnya.

Kisah Pilpres 2004 kala itu pada akhirnya mengantarkan SBY dan Jusuf Kalla sebagai pemenang. Marzuki pun mengaku diajak SBY untuk masuk Partai Demokrat. [ind]

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *