INDOPOLITIKA.COM – Presiden Joko Widodo (Jokowi) pernah mengutarakan kekhawatirannya terkait nasib lulusan madrasah. Kekhawatiran tersebut disampaikan Jokowi kepada Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi.
Fachrul mengatakan, Jokowi bilang ada hampir 10 juta siswa madrasah setiap tahun. Dia takut alumni madrasah sulit bersaing di dunia kerja dengan pendidikan yang ada saat ini.
“Pernah Bapak Presiden mengatakan kepada saya begini, ‘Pak Fachrul kebayang nggak bahwa sekolah yang di madrasah itu satu tahun ada 10 juta orang? Hampir 10 juta, 9,9 juta. Kira-kira kalau dia nggak bisa lanjut kuliah, bisa kerja eggak dia ya? Bisa bersaing dia nggak merebut lapangan kerja?’,” kata Fachrul di Jakarta, Kamis (30/1/2020).
Saat itu, Fachrul menjawab hal itu juga menjadi kekhawatiran Kemenag. Sebab itu, Kemenag sedang berencana menambah kemampuan siswa madrasah sebelum lulus. Fachrul menyampaikan Kemenag sedang merumuskan penambahan kemampuan.
Di antaranya, kata dia, siswa madrasah akan dibekali kemampuan teknologi informasi, bahasa Inggris, bahasa Arab, dan bahasa Mandarin. “Kita tidak mau ciptakan anak-anak pendidikan agama tinggi, tapi pengangguran, nggak. Jika mau agamanya tinggi, tapi dia bekerja keras untuk memimpin rumah tangganya, untuk mengelola bangsa ini menjadi lebih baik,” tutur Fachrul.
Sementara, Direktur Kurikulum Sarana Prasarana Kesiswaan dan Kelembagaan Madrasah Kemenag, Ahmad Umar mengatakan bahwa Fachrul hendak meningkatkan kualitas lulusan madrasah.
Salah satu kemampuan yang ditekankan Fachrul, kata Umar, adalah kemampuan bahasa Mandarin. Sebab bahasa Mandarin dan beberapa bahasa asing lainnya dibutuhkan oleh dunia kerja.
“Pertimbangannya begini, bahasa Mandarin ini kan termasuk bahasa asing yang memang banyak digunakan dalam dunia kerja,” kata Umar di Kantor Kementerian Agama.[ab]