INDOPOLITIKA.COM – Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengibaratkan wabah Corona secara tidak langsung mencerminkan, ‘wajah terjelek’ pemerintahan Amerika Serikat yang sesungguhnya.
Pasalnya, negara adidaya itu secara terus menerus menjatuhkan sanksi kepada Iran meski Republik Islam itu sangat membutuhkan bantuan dunia internasional untuk berjuang melawan wabah Corona. Sayangngnya, sanski AS serta bertekuk lututnya negara Eropa terhadap AS, membuat Iran makin kesulitan memerangi wabah Corona.
Mohammad Javad Zarif melalui media sosial instagramnya menuliskan, perlunya untuk mengakhiri “kegilaan dalam politik dan unilateralisme yang tidak bertanggung jawab dari pemerintah AS, yang menyabotase perjuangan negara melawan penyakit melalui perjanjian.
“Ini adalah wajah terburuk dari pemerintah yang kecanduan sanksi yang ingin menghidupkan kembali kampanye tekanan maksimum yang gagal melalui pelemahan Iran dalam menghadapi korona,” tulisnya, kemarin, seperti dikutip indopolitika.com, Selasa (31/3/2020).
Zarif mengatakan, Iran adalah satu-satunya negara yang tidak dapat dengan mudah membeli peralatan medis dan pasokan dalam menghadapi virus itu, yang telah menginfeksi lebih dari 700 ribu orang di seluruh dunia dan menewaskan lebih dari 33.000.
“Sistem kesehatan Iran, warganya dan pemerintahnya, seperti Eropa dan Amerika Serikat, terlibat dalam melawan korona, tetapi apa yang menggandakan penderitaan rakyat Iran? Membatasi pilihan dalam manajemen krisis dan memperparah kekhawatiran akan mata pencaharian warga, adalah kebersamaan dari sanksi dan korona,” tulis Zarif.
Iran mengatakan sanksi AS menghambat upayanya untuk menghentikan wabah yang telah menewaskan lebih dari 2.750 orang dan menginfeksi hampir 41.500 di negara itu. “Kombinasi sanksi dan korona adalah musuh yang lebih berbahaya dan penyakit yang lebih mengerikan; sanksi membuat korona lebih meningkat, sementara Iran menghadapi keputusan sulit untuk manajemen krisis ini,” kata Zarif lagi.
Diketahui, Washington telah menolak pencabutan sanksi dan bahkan memperketatnya beberapa kali dalam beberapa pekan terakhir, sehingga hampir tidak mungkin bagi Iran untuk mengakses obat yang menyelamatkan jiwa dan peralatan medis.
Republik Islam juga merasa terganggu dengan kenyataan bahwa perusahaan-perusahaan internasional, terutama di Eropa, terus mematuhi sanksi sepihak meskipun AS mengklaim bahwa obat-obatan dan makanan dibebaskan dari larangannya.
Menteri luar negeri Iran mengimbau masyarakat internasional, dengan mengatakan “perlu kemauan moral untuk menentang dan memenangkan tuntutan berlebihan Amerika Serikat”. Ia menambahkan sanksi dan kepatuhan pada AS, tidak boleh mengarah pada kejahatan perang yang lebih banyak.
“Agar upaya global membuahkan hasil dan bagi dunia untuk hidup kembali, kita harus percaya bahwa semua bumi ini adalah tanah perjuangan dan di mana pun kita kalah, seluruh dunia akan gagal,” katanya.
“Dunia berhutang pada setiap upaya, baik di Wuhan, Teheran, Milan, Madrid, New York; setiap berita pahit dan setiap gambar kematian manusia yang tidak beruntung menuntut berkabung seluruh dunia,” tambahnya.
Zarif mengatakan perang melawan wabah koronavirus adalah kampanye kemanusiaan, dan mengacaukannya sangat tidak bermoral dan tidak manusiawi. “Jika pandemi coronavirus gagal menghentikan kegilaan dalam politik dan unilateralisme yang tidak bertanggung jawab, dunia dan nilai-nilai moral akan gagal juga,” tutupnya.[asa]