New Normal Dianggap Gagal, Korsel Kembali Tutup Sekolah dan Berlakukan Pembatasan Sosial

  • Whatsapp

INDOPOLITIKA.COM – Kebijakan new normal atau kenormalan baru yang diterapkan Korea Selatan (Korsel) selepas curva infeksi menurun nyatanya tak bisa bertahan lama. Korsel kembali menutup lebih dari 200 sekolah hanya beberapa hari setelah dibuka.

Pada hari Rabu lalu ribuan siswa Korsel kembali ke sekolah ketika negara itu mulai mengurangi pembatasan sosial. Namun hanya sehari kemudian, terjadi lonjakan kasus baru sebanyak 79 kasus yang menjadi angka harian tertinggi dalam dua bulan.

Muat Lebih

“Rute infeksi sedang diversifikasi di tempat kerja, sekolah penuh sesak dan ruang karaoke di daerah metropolitan,” kata Menteri Kesehatan Park Neung-hoo, dikutip dari The Guardian, Jumat (29/5/2020).

Sebanyak 251 sekolah di Bucheon sekarang terpaksa ditutup. Sebuah laporan oleh Korea Times, mengutip Kementerian Pendidikan, mengatakan 117 sekolah di Ibu Kota Seoul juga telah menunda pembukaan kembali sekolahnya.

Sebagian besar kasus ini telah dikaitkan dengan pusat distribusi di luar Seoul. Gudang yang berada di kota Bucheon itu dijalankan oleh perusahaan e-commerce terbesar di negara itu Coupang. Seorang siswa di Seoul, yang ibunya bekerja di gudang Coupang, diketahui terinfeksi virus.

Para pejabat mengatakan fasilitas itu tidak sepenuhnya mematuhi langkah-langkah pengendalian infeksi. Para pejabat kesehatan bahkan menemukan jejak Covid-19 pada sepatu dan pakaian pekerja.

Tidak hanya sekolah, tamam umum dan museum di seluruh Seoul dan kota-kota sekitarnya sekarang telah ditutup. Pusat bisnis didesak untuk memberlakukan jam kerja yang lebih fleksibel, dan warga Korsel sekali lagi diminta untuk tidak berkerumun.

Dilansir dari BBC, sekitar 58 kasus baru dicatat terjadi pada hari Jumat (29/5/2020), sehingga jumlah total kasus secara nasional menjadi 11.402.

Korsel sempat mengalami salah satu wabah virus terburuk awal tahun ini. Namun negara itu berhasil mengendalikannya berkat program rapid test, menelusuri jejak pasien dan pengobatan yang luas.

Lonjakan infeksi baru menjadi gambaran bahwa penerapan aturan jarak sosial yang santai atau new normal demi menggerakan lagi roda perekonomian, berisiko meningkatkan kembali jumlah kasus Covid-19. [rif]

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *