Pak Anies, Alat Peringatan Banjir di Cipulir Nggak Berfungsi Nih!

INDOPOLITIKA.COM – Banyaknya harta benda warga yang rusak dan hilang saat wilayah Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, direndam banjir pada awal tahun 2020 lalu, akhirnya terungkap. Warga mengaku, alat komunikasi atau menara Disaster Warning System (DWS) sebagai alat peringatan dini bencana banjir yang dipasang Pemprov DKI pada tahun 2019 lalu, tidak berfungsi.

Rizki (37), warga Cipulir, mengungkapkan alat peringatan banjir tersebut berdiri tepat di depan rumahnya di RT 08/010, Kelurahan Cipulir. Alat tersebut, kata dia, dipasang sekitar Agustus 2019 lalu. Pemasangan DWS itu untuk membantu warga Cipulir memberitahukan jika akan datang terjangan banjir. Sehingga, warga dapat menyelamatkan barang-barang dari rendaman banjir.

Bacaan Lainnya

Namun, diungkapkannya, saat banjir awal tahun 2020 lalu menara setinggi 5 meter itu tak memperingati akan datangnya banjir dari luapan Kali Pesanggrahan. “Saat itu mah enggak bunyi. Waktu pertama (dipasang) itu bunyi emang,” kata Rizki, saat ditemui di Cipulir pada Senin (20/1/2020).

Ketua RT 08/010, Cipulir Kristanto mengungkapkan hal yang sama. Menurutnya, alat komunikasi peringatan dini banjir tersebut tak berfungsi saat banjir tahun baru 2020 melanda kawasannya. “Kemarin pas banjir besar itu enggak berfungsi,” katanya.

Akibat tak berfungsinya alat tersebut, banyak warga yang mempertanyakannya. Ia pun menilai, adanya alat tersebut saat ini tak bisa membantu warga dalam memprediksi banjir yang bakal melanda wilayahnya. “Makanya, warga pada nanya ke saya (tak berfungsi alat DWS). Menurut saya sih begitu (tidak berfungsi),” ucapnya.

Sementara Lurah Cipulir Sugianto mengakui, adanya alat peringatan banjir yang terpasang di RT 08/010.  Namun, ia mengklaim, sebelum datang banjir atau sebelum tahun baru 2020, alat tersebut sempat berfungsi. “Sebelum tahun baru itu bunyi sekali. Pas mulai jalan banjir masih bunyi, kedua enggak bunyi. Ini menurut informasi dari RT dari warga situ ya,” kata dia.

Tidak berfungsinya alat peringatan banjir yang dilaporkan warga itu membuat Sugianto heran. Padahal, alat tersebut baru dipasang pada tahun 2019 lalu. “Saya juga mau tanyakan kenapa enggak bunyi. Apa berkaitan dengan listrik, kalau listrik ya bisa saja mati. Tapi kalau itu pakai aki seharusnya bunyi. Warga kepinginnya bunyi kalau air tinggi,” tandasnya.[ab]

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *