INDOPOLITIKA.COM – Kasus penyerangan terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan memasuki babak baru. Mabes Polri menangkap dua pelaku di Cimanggis, Depok, Jawa Barat. Tersangka merupakan anggota Polri dari Korps Brimob, Kelapa Dua, Depok.
Indonesia Police Watch (IPW) mengaku mendapatkan informasi tepercaya bahwa pelaku bukan ditangkap, melainkan menyerahkan diri.
“Dia menyerang Novel dengan air aki mobil yang sudah dicampur air, yang dia siapkan sebelumnya. Tujuannya karena merasa kesal dan dendam dengan ulah Novel yang tidak dijelaskan yang bersangkutan kenapa yang bersangkutan dendam pada Novel,” kata Ketua Presidium IPW, Neta S. Pane dalam keterangan tertulisnya.
Kemudian, terduga pelaku katanya minta diantarkan oleh temannya ke kawasan perumahan Novel di Kelapa Gading dengan sepeda motor. Menurut Neta, temannya tidak tahu menahu bahwa terduga pelaku akan menyerang Novel.
“Teman terduga juga seorang anggota Brimob di Kelapa Dua. Namun saat menyerahkan diri, si pengantar ikut juga ke kantor polisi bersama terduga pelaku,” ujar Neta.
Neta menyebut, keduanya terlambat menyerahkan diri hingga kasus Novel melebar ke mana-mana. IPW berharap kasus Novel ini ke depan tetap dibuka Polri dengan transparan ke publik.
“Dengan transparannya pengungkapan kasus ini, kasus Novel bisa segera dituntaskan, sehingga Polri tidak terus menerus tersandera kasus Novel,” kata Neta.
Sebelumnya, kedua pelaku saat ini sudah ditahan di tahanan Polda Metro Jaya, Jakarta Pusat. Saat ini, kedua pelaku tersebut tengah dalam pemeriksaan oleh aparat kepolisian.
Tertangkapnya dua terduga pelaku penyerangan Novel Baswedan menjadi babak baru pengungkapan dalang aksi brutal dengan air keras tersebut. Setelah dua tahun lebih proses penyelidikan dan penyidikan, baru hari ini kepolisian merilis terduga pelaku.
Aksi penyerangan terhadap Novel Baswedan, terjadi pada 11 April 2017. Serangan dengan menyiram asam sulfat ke wajah penyidik KPK tersebut, dilakukan pada saat subuh hari saat Novel Baswedan hendak ke masjid di sekitaran rumah tinggalnya di Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Akibat serangan air keras tersebut, wajah Novel Baswedan terbakar. Dua matanya mengalami gangguan penglihtan. Mata kiri Novel cacat permanen, sedangkan mata sebelah kanannya berkurang kemampuan untuk melihat. [rif]