INDOPOLITIKA.COM – Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, membeberkan bahwa dari Rp 708 triliun komitmen investasi, nilai investasi yang tak kunjung kelar saat ini Rp 577 triliun. Dari angka itu, nilai investasi PT Pertamina paling banyak terhambat yakni sebesar Rp300 triliun
Menurut Bahlil, persoalan pembangunan kilang menjadi perbincangan hangat setelah Presiden Joko Widodo mengutarakan kekecewaannya tentang pembangunan kilang terhambat selama 30 tahun.
“Sekarang persoalan Pertamina hampir Rp 300 triliun. Ini sudah lama, Pak Presiden Jokowi komplain impor ini enak uangnya cepat,” katanya di Jakarta, Jumat (27/12/2019) malam.
Padahal tambah Bahlil, bila komitmen investasi Pertamina dapat terealisasikan akan membantu defisit migas, sebab nilai tersebut dapat membantu Pertamina menekan impor migas.
“Stop impor, defisit gara-gara kontribusi salah satunya adalah impor migas,” ucapnya.
Menurut Bahlil ada beberapa perusahaan asing yang sudah berinvestasi dalam mega proyek kilang minyak Pertamina, seperti perusahaan pelat merah Taiwan, China Petroleum Corporation (CPC) dan Roseneft PJSC. Sementara ADNOC masih dalam pembahasan.
“Investai migas ADNOC insyaallah akan masuk,” ucapnya.
Untuk mempercepat realisasi investasi Pertamina, BKPM akan berkunjung ke Abu Dhabi untuk melakukan pertemuan dengan investor dalam rangka menyelesaikan komitmen investasi ADNOC di Indonesia.
“Besok (Sabtu, hari ini) kami akan ke Abu dhabi selesaikan ADNOC,” ujarnya.
Sebagai informasi dari komitmen investasi yang terhambat, sejauh ini BKPM telah menyelesaikan Rp127triliun.
Di antaranya berasal dari industri Phetro chemical, termasuk di dalamnya power plant di Jawa Barat, sampai industri otomatif seperti Hyundai. [rif]