Pengusaha Mall Minta Kompensasi Akibat Banjir di Jakarta, Sejarahwan: Salah Sendiri RTH Kok Dirubah Jadi Mall

INDOPOLITIKA.COM- Banjir yang melanda ibu kota beberapa waktu lalu, menyebabkan Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HPPBI) nuntut ganti rugi kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Alasan permintaan ganti rugi karena sejumlah mal berhenti beroperasi.

Rencana HPPBI meminta kompensasi kepada pemprov DKI Jakarta mendapat tanggapan dari Sejarahwan DKI Jakarta JJ Rizal. Dalam keterangan yang dikutip Indopolitika.com dalam akun Facebooknya, JJ Rizal menyebut bakal seru jika pemerintah kembali membuka arsip rencana induk Jakarta 1965-1985, lalu master plan Jakarta 1985-2005.

Bacaan Lainnya

Ia mencontohkan salah satu pengusaha Mall di Jakarta yang perlu mendapatkan kompensasi akibat banjir adalah Mall Taman Anggrek. Kata dia, menurut master plannya tanah yang ditempati oleh Mall yang berada di simpang Tomang, Jakarta Barat itu adalah RTH Hutan Kota Tomang.

Ia mempertanyakan kenapa fungsi lahan yang seharusnya menjadi RTH Hutan kota beralih fungsi menjadi bangunan beton yang saat ini diperuntukan sebagai Mall. Ia menduga ada permainan para pejabat terdahulu dalam perubahan fungsi alih hutan dan tata ruang kota ini.

“Nah, semoga Mall Taman Anggrek bisa jadi kasus pertama untuk buka-bukaan biar jelas, kenapa RTH Hutan Kota bisa berubah jadi mall, siapa pejabat yang melakukan dan siapa yang minta dia melakukan? Bagaimana dengan RTH Hutan Kota lainnya, seperti Senayan, Sunter, Kapuk, dll?” tulis JJ Rizal di akun Facebooknya.

Lebih lanjut, menurut JJ Rizal, ketika ingin mengatasi persoalan banjir dengan serius, maka harus serius pula dalam mencari penyebab banjir yang terjadi di ibu kota DKI Jakarta.

“Seserius apa kita terhadap masalah banjir Jakarta, bisa dimulai dengan seserius apa kita dengan alih fungsi lahan dan perubahan tata ruang karena ada uang ini,” kata JJ Rizal.

Sebelumnya, akibat banjir yang melanda Jakarta pada awal tahun 2020, sejumlah mal terpaksa tidak beroperasi demi keselamatan para pengunjungnya. Salah satu contohnya, Mal Taman Anggrek yang terpaksa tutup karena kerusakan mesin pembangkit listrik akibat terendam banjir.

Demi menghindari banjir susulan, Mal Taman Anggrek juga membuat tanggul dengan karung sak pasir dan terpal untuk menghindari air masuk ruang pembangkit listrik di lantai paling dasar gedung.

Selain itu, Ketua Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HPPBI) Budihardjo Iduansjah juga menyebut dari data yang diperolehnya, Mal Cipinang dan Lippo Puri Mall terpaksa tutup lebih dari sepekan.

Budihardjo mengatakan, bila hitungan kasar, satu mall bisa merugi sampai Rp15 miliar selama operasional tutup setengah bulan ini.

 “Kita target permeter persegi Rp1 juta sampai Rp2 juta per bulan, ini mereka tutup setengah bulan. Misal Rp500.000, dikalikan saja kalau luas mal ada 30.000 meter persegi, bisa rugi capai Rp15 miliar selama tutup,” kata Budihardjo.

Akibat kerugian yang dideritanya ini, HPPBI akan meminta kompensasi kepada Pemprov DKI Jakarta. Untuk memuluskan langkahnya, Budihardji mengaku sudah berkirim surat kepada Pemprov DKI untuk membahas kompensasi kerugian akibat banjir kamarin.

“Kita mau fair sajalah untuk kompensasi banjir ini. Sejauh ini kita tuntutnya beberapa kebijakan yang menghambat bisa dicabut, seperti pajak,” ujar Budihardjo.[pit]

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *