INDOPOLITIKA.COM – Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Indonesia Natalius Pigai geram atas pernyataan, Eks Kepala BIN AM Hendropriyono, yang meminta seluruh kepala daerah di Papua dan Papua Barat deklarasi setia NKRI.
Lantaran menurut Pigai, Hendropriyono sendiri kerap bungkam atas persoalan yang menimpa masyarakat Papua. Seperti saat masyarakat Papua diserang teroris rasis, oleh sukunya di Jawa.
“Pak Hendropriyono, kepala daerah bersumpah saat pelantikan. Barangkali beliau lupa bahwa para kepala daerah di Indonesia deklarasi setia kepada NKRI, disaat sumpah pelantikan PIN Garuda juga di Dada. Barangkali Pak Hendro tangani banyak urusan negara jadi lupa ingatan,” kata Natalius Pigai, kepada Indopolitika.com, pada Minggu (29/12/2019).
“Lantas ketika orang Papua diserang teroris-rasis kepala daerah dan rakyat oleh sukunya Pak Hendro di Jawa, kemana? dia harusnya bantu negara,” imbuh Pigai geram.
Tak hanya itu, Pigai juga mengaku bahwa Hendropriyono juga bungkam saat rakyat Indonesia di Papua dibantai oleh aparat negara.
“Rakyat Indonesia di Papua dibantai oleh aparat negara Pak Hendro dimana? kok diam 1 triliun bahasa?,” ungkapnya.
Menurut Pigai, Hendropriyono merupakan Profesor Terorism, yang seharusnya meneror mental penguasa negara, yang mencuri uang negara.
“Pak Hendro kan Prof Terorism, harusnya teror mental penguasa negara yang maling uang negara 13 triliunan lainnya, tersembunyi diketiak Istana, penguasa yang komprador asing dan aseng harusnya sumpah Setia pada NKRI. Kecuali jika Pak Hendro juga bagian dari oligarki dan komprador yang bersembunyi di balik jargon Pancasila dan NKRI,” bebernya.
Seperti diketahui, sebelumnya, Eks Kepala BIN AM Hendropriyono, yang meminta seluruh kepala daerah di Papua dan Papua Barat deklarasi setia NKRI. Ia juga menegaskan bahwa NKRI harga mati yang tak bisa ditawar lagi.
“Para gubernur dan bupati di seluruh Papua dan Papua Barat harus menyatakan secara terbuka deklarasi setia kepada NKRI. Kita nggak mau ada yang main-main mata di belakang layar, oleh karena itu harus dideklarasikan kesetiaan pada NKRI. Supaya jelas siapa yang setia siapa yang tidak. Sebab jika diam saja, tidak jelas mereka memihak NKRI atau OPM,” ucap Hendropriyono kepada wartawan, Jumat (27/12/2019). [rif]