INDOPOLITIKA.COM- Wacana pemulangan WNI eks anggota ISIS terus menuai kontroversi. Wacana yang pertama kali dilontarkan Menteri Agama Fahrul Razi itu menuai polemik. SETARA Institute menilai, pemerintah memang harus realistis menghadapi isu pemulangan WNI eks ISIS itu.
Wakil Ketua Setara Institute Bonar Tigor Naipospos mengatakan, pada akhirnya Indonesia tidak punya pilihan lain. Pemerintah Indonesia pada akhirnya harus mengambil tanggung jawab terhadap warga negaranya yang eks anggota ISIS.
“Kita pada saatnya tidak bisa menolak keberadaan dan kembalinya mereka ke Indonesia. Alasan bahwa sebagian mereka telah membuang paspor dan menyatakan bukan warga Indonesia serta pernah bertempur menjadi tentara asing pada saatnya tidak akan relevan,” katanya di Jakarta Jumat siang.
Dia menyebutkan, bagi SETARA Institute, pemulangan anak-anak Indonesia terutama anak usia dibawah 9 tahun sudah sangat mendesak. Mereka adalah anak-anak yang harus diselamatkan dari pengaruh jahat ideologi ISIS. Lingkungan yang telah mereka tempati selama ini dapat membawa pengaruh buruk bagi anak-anak Indonesia itu.
“Semakin lama anak-anak itu tinggal di kamp tahanan, atmosfer yang buruk di kamp akan berdampak pada mereka, baik secara fisik maupun psikis. Semakin lama mereka disana, justru akan semakin terpapar oleh paham ekstrem ISIS dan dampak buruk situasi ekstrem disana,” katanya.
Terkait dengan pemulangan anak-anak itu, pemerintah, kata dia, perlu mengidentifikasi keluarga besar mereka di dalam negeri. Dengan mengidentifikasi itu, pemerintah bisa melibatkan keluarga dan para ahli rehabilitasi untuk memulihkan kesehatan fisik dan psikologis mereka.
SETARA Institute juga mendesak pemerintah untuk membentuk Tim khusus dan mengirim mereka ke Suriah. Tim itu bertugas mengidentifikasi orang-orang asal Indonesia yang berada di kamp dan mungkin juga di penjara.[pit]