INDOPOLITIKA.COM- Kerajaan Kandang Wesi yang bikin heboh warga Garut disebut-sebut memiliki banyak anggota dan menarik setoran dari para anggotanya.
Dikonfirmasi terkait tudingan itu, raja Kerajaan Kandang Wesi, Nurseno SP Utomo alias Guru Besar (GB) buru-buru membantahnya.
“Saya katakan itu tidak benar (punya banyak anggota dan setoran), bisa ditanya sendiri ke warga di sini (Tegal Gede),” ucap Nurseno di Garut, Jumat (24/01/2020).
GB mengaku kaget saat mengetahui adanya informasi yang menyebut kerajaan yang dipimpinnya dikatakan sesat. Padahal, sambung GB, kerajaannya hanya mengajarkan ilmu bela diri kepada murid-murid.
Menurut GB masyarakat setempat lebih menyebut paguron, bukan kerajaan. GB memastikan aktivitas yang terjadi di sana hanyalah pelatihan bela diri. “Jadi bukan aliran sesat seperti yang disebutkan di media itu. Itu tidak benar,” ucap GB.
Terkait gelar raja, GB mengaku memang ada sebagian masyarakat yang menyebutnya raja. Namun, GB menjelaskan dirinya tidak pernah mengaku-ngaku sebagai raja. “Saya tidak seperti raja-raja semacam Sunda Empire, Keraton Sejagat apalah saya tidak mengerti itu. Saya tidak pernah punya pasukan juga apalagi sampai pakai seragam dengan pangkat,” katanya.
Nurseno tidak menampik bahwa dirinya pernah dinobatkan sebagai raja. Tepatnya pada 2015, GB mengaku dinobatkan sebagai raja oleh Perkumpulan Sultan-Raja Nusantara yang disebut GB diketuai Mas’ud Toyib.
Penobatan raja tersebut dilatarbelakangi Kerajaan Kandang Wesi yang konon kabarnya ada di Tegal Gede zaman dahulu. Dia kemudian diberi gelar raja oleh Prof. Dr. Noto Broto dari Selangor dan Demak.
“Jadi saya dinobatkan bukan mengaku-ngaku sebagai raja. Dan gelar sarjana itu tidak saya pakai di keseharian saya. Masyarakat lebih akrab memanggil saya GB atau Nurseno saja,” tutur GB.[sgh]