INDOPOLITIKA.COM –Presiden AS, Donald Trump dan pihak militer setempat, pada awalnya bersikeras mengatakan tidak ada tentara AS yang terluka dalam serangan rudal Iran di pangkalan Irak, di mana pasukan AS ditempatkan.
Namun, berdasarkan keterangan pihak militer pada Kamis (15/1/2020) waktu setempat, jika saat ini ada 11 tentara Amerika Serikat yang harus dirawat intensif, karena gejala gegar otak setelah serangan rudal Iran tersebut.
Serangan itu adalah pembalasan atas serangan pesawat tak berawak AS di Baghdad pada 3 Januari yang menewaskan Qassem Suleimani, komandan pasukan elit Quds dari Pengawal Revolusi Iran. Donald Trump dan militer AS mengatakan tidak ada korban setelah serangan di pangkalan udara al-Asad di Irak barat dan fasilitas di wilayah Kurdi utara.
“Meskipun tidak ada anggota layanan AS yang tewas dalam serangan Iran 8 Januari di pangkalan udara Al Asad, beberapa di antaranya dirawat karena gejala gegar otak akibat ledakan dan masih sedang dinilai,” kata juru bicara komando pusat AS, Capt Bill Urban, dalam sebuah pernyataan, melansir the guardian, Jumat (16/1/2020).
“Sebagai langkah kehati-hatian, beberapa anggota layanan dibawa ke fasilitas AS di Jerman atau Kuwait untuk “penyaringan lanjutan”. Ketika dianggap layak untuk bertugas, anggota layanan diharapkan untuk kembali ke Irak,” katanya.[asa]