Sindir Anies, Politisi PDIP: Zaman Modern Kok Pakai Toa

INDOPOLITIKA.COM – Pengadaan toa atau pengeras suara Rp 4 Miliar yang akan dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta sebagai sistem pencegahan banjir disindir oleh poltisi PDIP, Gembong Warsono.

Ketua Fraksi PDIP DPRD Dki Jakarta ini mengatakan keinginan Anies meminta pihak kelurahan berkeliling untuk memberikan peringatan dini terjadinya banjir menggunakan toa dinilai telah ketinggalan zaman alias kuno dan tak lagi digunakan.

Bacaan Lainnya

“Ya dengarnya agak lucu saja kalau pakai toa di era modern seperti ini. Tapi ya itulah Pak Anies. Saya cukup ketawa saja lah kalau di era modern seperti ini peringatan dini menggunakan toa kan rasanya agak unik di Jakarta loh, di kota metropolitan,” ucap Gembong sembari tertawa saat dihubungi, Jumat (17/1/2020).

Menurut dia, seharusnya alat peringatan datangnya banjir bisa lebih canggih yang mengandalkan teknologi seperti alarm. Selain itu, Pemprov DKI juga bisa bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk mencari cara peringatan lain.

“Kan itu bisa peringatan dini berkolaborasi dengan BMKG sehingga antisipasi kita jauh lebih baik. Kalau antisipasinya prediksi dininya pake to , terus gimana. Entar toanya batreinya habis,” selorohnya.

Sebelumnya, Anies memerintahkan pihak kelurahan berkeliling di kelurahannya untuk memberikan peringatan dini terjadinya banjir kepada masyarakat menggunakan pengeras suara dan sirine. Peringatan dini tersebut diberlakukan setelah Pemprov DKI Jakarta mengevaluasi prosedur peringatan dini yang selama ini diberlakukan.

“Salah satu hal yang akan diterapkan baru, bila ada kabar (akan banjir), maka pemberitahuannya akan langsung ke warga,” kata Anies

“Jadi kelurahan bukan ke RW, RT, tapi langsung ke masyarakat berkeliling dengan membawa toa (pengeras suara) untuk memberitahu semuanya, termasuk sirine,” ujarnya.

Senada, BPBD DKI berencana membeli enam set perangkat pengeras suara canggih untuk memperkuat sistem peringatan dini.

Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapudatin) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) M. Ridwan menjelaskan, pengeras suara yang memiliki nama Disaster Warning System (DWS) nantinya akan tergabung dalam sistem peringatan dini atau Early Warning System (EWS) BPBD DKI.

Ia mengatakan alat ini diperlukan agar informasi dapat tersampaikan ke warga dengan baik. “Kalau tambah pakai toa kan akan menjadi lebih bagus untuk melengkapi informasi ke warga,” ujarnya saat dikonfirmasi, Rabu (15/1/2020).

Ridwan mengatakan alat-alat tersebut nantinya akan dipasang di daerah-daerah rawan banjir.

“Nantinya akan dipasang di Tegal Alur, Rawajati, Makasar, Jati Padang, Kedoya Selatan, dan Cililitan,” katanya.

Pengeras suara atau toa tersebut nantinya akan menggunakan dana sebesar Rp 4 miliar yang berasal dari APBD 2020.[ab]

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *