Susi Pudjiastuti: Kemunafikan dari Jenis Manusia Banyak, Jenis ikan?? Tidaklah

INDOPOLITIKA.COM – Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti kembali membuat cuitan menarik. Kali ini, dia mencuitkan soal kemunafikan dan keserakahan dari jenis manusia. Juga soal ikan yang memakan ikan lain karena lapar. Sementara manusia makan terkadang bukan karena lapar, tetapi serakah.

Cuitan Susi ini sepertinya masih ada kaitan dengan kehebohan soal kran ekspor benih lobster yang akan kembali dibuka pemerintah. Cuitan ini ditulis pada 14 Desember ini dan ada beberapa hal yang dia sampaikan. Soal keberadaan ikan di laut, lobster yang diselundupkan, hingga masa-masa awal dia bertugas di Kementerian Kelautan dan Perikanan serta kebijakannya melarang penangkapan benih lobster.

Bacaan Lainnya

“Ikan harus selalu ada dan banyak di laut. Tidak boleh cuma ada saja, tetapi harus ada banyak. Ada tapi sedikit tidak akan cukup untuk bangsa kita yang terus tumbuh populasinya. Jadi, selalu ada dan selalu banyak untuk mencerdaskanbangsa kita,” kata Susi dalam salah satu cuitanya yang dikutip indopolitika.com.

“Kemunafikan jenis kita manusia banyak, tpi jenis ikan??Tidaklah. Ikan makan sesama/jenis ikan lain krn lapar.Tapi manusia ada banyak yg makan bkn krn lapar. Tapi krn Serakah untk ambil &kuasai semua. Kitapun ambil hak anak cucu kita sendiri. Disinilah Negara/ kita harus hadir,” cuitnya lanjut.

Susi juga menjelaskan soal budidaya benih lobster di luar habitat aslinya. Menurut dia, membesarkan dan memijahkan setelah lobster bertelur bisa saja berhasil, tapi tingkat keberhasilannya rendah. Intinya, perkawinan sampai bertelur belum bisa dilakukan di luar habitatnya. “Karena itu, bibit lobster adalah Plasma Nutfah yang harus negara dan kita semua jaga sebagai warisan untuk anak cucu kita,” tegasnya.

“Plasma Nutfah harus negara proteksi dari apapun itu. Baik kerusakan, eksploitasi perdagangan dll. Wajib Negara melindungi. Australia ukuran lobster yang boleh ditangkap bahkan lebih besar lagi min 1 pound,” urainya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *