INDOPOLITIKA.COM – Hashtag Indonesia Terserah rame dibicarakan di twitter. Dari percakapan yang ada, diketahui tagar itu awalnya banyak digunakan oleh para tenaga medis karena kecewa dengan sikap masyarakat yang mulai tidak mengindahkan protokol kesehatan di tengah pandemi corona.
Selain itu, mereka juga kecewa atas sejumlah kebijakan Kementerian yang seolah tumpang tindih dengan skema protokol yang ditetapkan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 juga jadi problem serius yang terus dihadapi. Kekecewaan itu mereka sampaikan dengan cara membagikan foto diri sambil bawa tulisan Indonesia Terserah dan dibagikan di media sosial.
Salah satu tokoh yang juga bersuara lantang akan situasi makin banyaknya pelanggaran peraturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yakni dokter Tirta Mandira Hudhi.
“Setelah kejadian tempo hari di sarinah, Lalu kejadian di soetta today. Sementara yg laen habis2 an di phk demi covid, ada yg prusahannya rugi habis2 an demi mengurangi covid,” tulis dokter Tirta dalam caption postingan di akun Instagram pribadinya yang bergambar seorang tenaga media lengkap dengan alat pelindung diri yang memegang seruan Indonesia?? Terserah!! Suka-suka Kalian Saja.
“Ratusan event batal, Ratusan WO dan EO merugi, Brapa umkm dan PKL ga makan, Starling, pecel lele sepi. KITA PATUH ! Tarawihan ga bisa di masjid. Tempat ibadah sepi,” jelasnya.
Dokter yang kerap meneriakan hal-hal kritis dan mengedukasi ini sepertinya sudah sangat geram dengan kelakuan masyarakat yang tak bisa diajak disiplin guna menekan wabah virus corona.
“Belum relawan, tenaga medis, dan paramedis berjuang, kmren angkat perjuangan driver ambulance. Wis karepe ae lah. Aku tak turu sek. Ngantuk,” tegas dokter tersebut.
Beberapa kebijakan yang disayangkan tenaga medis adalah larangan mudik yang dianggap sia-sia, juga kebijakan Gugus Tugas yang membolehkan pekerja berusia di bawah 45 tahun bisa kembali bekerja di kantor.
Sebelumnya peraturan Kementerian Perhubungan yang membuka akses transportasi udara dan darat secara penuh untuk kebutuhan logistik dan perpindahan orang yang berkaitan sama penanganan covid-19 banyak menuai kecaman.
Kebijakan ini dinilai tumpang tindih sama penerapan PSBB, terus lanjut lagi munculnya pelanggaran lain, seperti surat keterangan sehat yang dipalsu dan disalahgunakan. [rif]