INDOPOLITIKA.COM – Pengamat Media Sosial dari Komunikonten, Institut Media Sosial dan Diplomasi, Hariqo Wibawa Satria mengatakan bahwa tagar #TangkapDewiTanjung yang sedang ramai di sosial media itu mewakili perasaan banyak orang, bukan hanya dari simpatisan Novel Baswedan.
“Menurut saya tagar #TangkapDewiTanjung itu mewakili perasaan banyak orang. Sejak 11 April 2017 atau lebih kurang 2.5 tahun lalu, publik terus menyuarakan agar pelaku, dalang perusakan mata Novel Baswedan ditangkap dan dibongkar motifnya,” kata Hariqo, saat dihubungi Indopolitika.com, pada Minggu malam (29/12/2019).
Dorongan tersebut, menurut Hariqo juga dikemukakan oleh Pimpinan Ormas Besar seperti Muhammadiyah dan NU, Presiden juga menyuarakan hal tersebut. Bahkan, kasus tersebut dibicarakan bukan hanya di Indonesia saja, tapi juga diluar negeri.
Nah, ketika Dewi Tanjung mengatakan Novel Baswedan hanya bersandiwara, Hariqo kembali menjelaskan, maka Dewi Tanjung seperti mengatakan bahwa bumi itu datar, atau mengatakan matahari itu segitiga.
“Orang marah dan kecewa berat pada Dewi Tanjung, namun tidak semua orang menyampaikannya di medsos,” jelasnya.
Selain itu, dikatakan Hariqo, ada juga tipe orang yang hanya marah, kecewa di hati, namun tidak menyampaikan di medsos karena kode etik atau alasan lainnya, seperti para PNS, Wartawan, beberapa Pengusaha, Pejabat Publik, dan Rektor.
“Mereka kesal pada Dewi Tanjung, tapi lebih memilih menyampaikannya saat nongkrong, kumpul keluarga, ketemu teman ketimbang menyampaikan kekesalannya pada Dewi Tanjung di medsos. Gaya Dewi Tanjung yang sensasional itu menarik ditonton, namun membuat orang malas menanggapinya,” paparnya.
Sehingga, Hariqo menekankan, tagar #TangkapDewiTanjung itu, tidak bisa dibenarkan jika hanya disampaikan oleh simpatisan Novel Baswedan. Lantaran hingga saat ini, tak ada satu pun orang yang merespon negatif tagar tersebut.
“Indikator lain yang saya lihat, sejauh ini tidak ada respon negatif terhadap tagar #TangkapDewiTanjung tersebut dari masyarakat kecuali dari Dewi Tanjung sendiri,” pungkasnya. [rif]