INDOPOLITIKA.COM – Video pelarungan anak buah kapal atau ABK asal Indonesia yang dibuang dari kapal Cina viral setelah stasiun televisi Korea Selatan MBS News menyiarkannya. dalam laporan tersebut, para ABK WNI berada dalam lingkungan seperti perbudakan. Beberapa dari mereka sakit dan meninggal dunia, lalu jasadnya dilarung di lautan.
Dalam video yang beredar tersebut, dengan wajah diburamkan dan suara disamarkan, Salah satu ABK WNI mengaku bekerja berdiri 30 jam sehari untuk menangkap ikan.
“Waktu kerjanya, berdiri itu 30 jam. Setiap 6 jam makan, nah jam makan ini dimanfaatkan oleh kami hanya untuk duduk,” kata seorang ABK WNI.
Mereka juga mengakui diskriminasi yang diterima ABK WNI. Di kapal tersebut, ABK Cina meminum air botolan dari darat, sementara para WNI minum air laut yang disuling. Setiap kali minum air tersebut, mereka mengaku sakit.
“Pusing, memang enggak bisa minum air itu sama sekali. Pernah, kaya ada dahak,” kata ABK WNI lainnya.
Laporan MBC News itu juga mengungkap, lima orang ABK WNI di kapal tersebut mengaku hanya menerima USD 120 atau Rp 1,8 juta, untuk pekerjaan di lautan selama 13 bulan.
Karena perlakuan buruk tersebut, tiga orang WNI dilaporkan meninggal dunia di kapal tersebut. Dalam video yang diperoleh MBC, terlihat jasad WNI dimasukkan ke dalam peti lalu dilarung ke lautan.
Padahal menurut perjanjian, jika mereka meninggal maka akan dikremasi dan abunya dikirim ke keluarga di Indonesia. Menurut seorang ABK, kematian tersebut diawali bengkak pada kaki.
“Awalnya keram, tahu-tahu kakinya bengkak, dari kaki langsung nyerang ke badan, langsung sesak,” kata dia.
Para ABK ini, lanjut MBC, kemudian pindah ke kapal lain untuk dipulangkan ke Indonesia. Kapal tersebut sandar di pelabuhan Busan Korsel pada 14 April lalu, namun harus menunggu 10 hari sebelum mereka boleh berlabuh.
Dalam waktu penantian tersebut, seorang WNI mengaku mengalami sakit dada dan dilarikan ke rumah sakit. Dia kemudian meninggal dunia pada 27 April lalu. Diperkirakan mereka saat ini berjumlah 14 orang di Busan. [rif]