Wagub Banten Duga Gunung Halimun, Penyebab Banjir dan Longsor di Kabupaten Lebak

INDOPOLITIKA.COM – Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy mengatakan, gundulnya Gunung Halimun Salak diduga menjadi penyebab banjir bandang dan longsor yang menerjang enam kecamatan di Kabupaten Lebak, Banten pada 1 Januari 2020.

“Jadi gunung halimun itu kering, jadi dipermukaan gunung retak sehingga air itu masuk kedalam rongga tersebut. Setelah hujan ekstrim, cuaca ekstrim, langsung longsor kebawah termasuk itu didalamnya Ada galian tambang bekas Antam yang memang digunakan oleh masyarakat seperti tambang liar,” ujarnya di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Selasa (07/01/2020).

Bacaan Lainnya

Kendati demikian, Andika mengaku pihaknya telah berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya untuk mengatasi permukaan retakan Gunung Halimun agar permukaanya kembali stabil. “Saya tadi sudah mengusulkan untuk segera dibangun, misalnya pohon pinus, kan bisa 50 tahun tapi nggak dipotong-potong, tebang,” katanya.

Andika juga mengatakan, Pemprov Banten saat ini tengah fokus melakukan penanganan korban banjir, khususnya di Kabupaten Lebak, dengan memastikan pelayanan dasar para korban terpenuhi.

“Kebutuhan tempat tinggal sementara dalam hal ini pengungsian, pangan, kesehatan, pendidikan, itu dulu yang kita fokuskan bisa diterima oleh para korban,” jelasnya.

Oleh sebab itu, sambung dia, Pemerintah Provinsi Banten telah berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat terkait terputusnya jembatan sementara di wilayah-wilayah terisolir banjir bandang itu agar bisa dibangun kembali.

“Yang terdampak kan enam kecamatan, rata-rata semua jembatan gantungnya rusak. Total secara keseluruhan, karena itu kan dibuat oleh masyarakat secara swadaya. Jadi kemungkinan besar ya ratusan jembatan gantung yang bisa menampung dari pintu kecamatan yang wilayahnya ada di seberang sungai,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia mengaku akses ke desa yang terisolasi karena banjir bandang di Kabupaten Lebak, Banten, sudah terbuka. Kebutuhan logistik pun, sambung dia, sudah bisa masuk ke daerah tersebut.

“Sudah bisa diakses tapi dengan kondisi misal desa di tengahnya sungai kita pakai sling, perahu karet. Minimal, logistik bisa masuk,” tuntas anak dari eks Gubernur Ratu Atut Choisiyah ini.{asa}

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *