Xiaomi Dituding Kumpulkan Data Pengguna Smartphonenya

INDOPOLITIKA.COM – Smartphone dengan merek Xiaomi terus meroket di antara pabrikan smartphone dengan harga terjangkau. Sayangnya, ponsel cerdas mereka kini dirundung masalah keamanan data penggunanya.

Peneliti cybersecurity menemukan fakta bahwa sejumlah besar perilakunya dilacak, sementara berbagai jenis data perangkat juga dikumpulkan. Tindakan tak pantas itu membuatnya membayangkan bahwa identitas dan privasinya dapat terekspos ke masyarakat.

Bacaan Lainnya

“Ini (ponsel) adalah pintu belakang dengan fitur-fitur handphone,” kata Gabi Cirlig, seorang peneliti keamanan siber, saat berbicara tentang Redmi Note 8 baru milik Xiaomi, seperti dilansir Giz China dari Forbes, Jumat (1/5/2020).

Cirlig berbicara kepada media setelah menemukan dugaan smartphone Redmi Note 8-nya melacak banyak hal yang dia lakukan di layarnya. Data ini kemudian dikirim ke server jauh yang diselenggarakan oleh merek teknologi besar China lainnya, Alibaba, yang seolah-olah disewa oleh Xiaomi.

Saat mengunjungi website dari situs Xiaomi default perangkat, perangkat menyimpan semua situs web yang dikunjungi. Termasuk permintaan mesin pencari, apakah dengan Google atau DuckDuckGo yang berfokus pada privasi. Pelacakan ini tampaknya terjadi, meskipun dia menggunakan mode “penyamaran” pribadi.

Perangkat juga menyimpan file yang dibuka dan ke mana dirinya pergi (di smartphone-nya). Semua data dikumpulkan dan dikirim ke server di Singapura dan Rusia. Meskipun domain web yang di-hosting terdaftar di Beijing, China.

Untuk memverifikasi klaimnya, Forbes meminta peneliti cybersecurity Andrew Tierney untuk menyelidiki. Dia juga menemukan dugaan bahwa browser yang disediakan oleh Xiaomi di Google Play -Mi Browser Pro dan Mint Browser- mengumpulkan data yang sama. Menurut statistik dari Google Play, keduanya telah diunduh lebih dari 15 juta unduhan.

Merespon tudingan tersebut, Xiaomi membantah ada masalah privasi karena data memiliki enkripsi pada transmisi. Bahkan jika dibutuhkan beberapa detik untuk mendekode enkripsi base64 dan mengubah data menjadi informasi yang dapat dibaca.

“Xiaomi kecewa membaca artikel terbaru dari Forbes. Kami merasa mereka telah salah paham tentang apa yang kami komunikasikan mengenai prinsip dan kebijakan privasi data kami. Privasi dan keamanan internet pengguna kami adalah prioritas utama di Xiaomi. Kami yakin bahwa kami benar-benar mengikuti dan sepenuhnya mematuhi hukum dan peraturan setempat. Kami telah menghubungi Forbes untuk memberikan kejelasan tentang kesalahpahaman yang disayangkan ini,” kata perwakilan Xiaomi. [rif]

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *